Laskar89 adalah kelompok Islam radikal yang berbasis di Indonesia yang telah mendapatkan ketenaran karena pandangan ekstrem dan taktik kekerasan. Kelompok ini, yang didirikan pada tahun 2015, telah dikaitkan dengan beberapa serangan teroris di negara itu dan telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Indonesia.
Ideologi Laskar89 berakar pada interpretasi militan Islam yang berupaya mendirikan negara Islam di Indonesia dan memaksakan hukum Syariah yang ketat. Para pemimpin kelompok percaya bahwa Indonesia telah menyimpang dari akar Islamnya dan bahwa pemerintah negara itu korup dan tidak Islam. Mereka melihat diri mereka sebagai pembela Islam dan melihat serangan mereka terhadap target pemerintah dan sipil sebagai sarana untuk memerangi apa yang mereka lihat sebagai penyebaran pengaruh Barat dan sekularisme.
Laskar89 telah terlibat dalam sejumlah serangan profil tinggi, termasuk pemboman sebuah gereja 2016 di Jakarta yang menewaskan beberapa orang dan melukai banyak orang lainnya. Kelompok ini juga telah terlibat dalam serangkaian pembunuhan dan tindakan kekerasan lainnya yang menargetkan pejabat pemerintah dan minoritas agama.
Taktik kelompok ini telah menarik kecaman dari pemerintah Indonesia dan para pemimpin Islam moderat, yang telah mengecam metode kekerasan Laskar89 dan ideologi ekstremis. Pemerintah telah mengambil langkah -langkah untuk menindak kelompok itu, menangkap beberapa anggotanya dan mengganggu operasinya.
Terlepas dari upaya ini, Laskar89 terus beroperasi dan memiliki pengikut yang signifikan di antara orang -orang yang diradikalisasi di Indonesia. Para pemimpin kelompok telah menggunakan media sosial dan platform online lainnya untuk menyebarkan pesan mereka dan merekrut anggota baru, menyulitkan pihak berwenang untuk melacak dan membongkar organisasi.
Untuk memerangi ancaman yang ditimbulkan oleh Laskar89 dan kelompok -kelompok radikal lainnya, pemerintah Indonesia harus bekerja untuk mengatasi keluhan yang mendasari yang memicu ideologi mereka. Ini termasuk mengatasi masalah korupsi, ketidaksetaraan, dan pengucilan sosial, yang dapat membuat individu lebih rentan terhadap radikalisasi.
Pada saat yang sama, para pemimpin Islam moderat dan organisasi masyarakat sipil harus terus berbicara menentang ekstremisme dan mempromosikan pesan toleransi dan koeksistensi. Dengan bekerja bersama untuk melawan pengaruh kelompok -kelompok seperti Laskar89, Indonesia dapat membangun masyarakat yang lebih inklusif dan damai untuk semua warganya.